Dipandang Sebelah Mata

          
     
     Dipandang sebelah mata. Mungkin itu adalah sebuah kalimat yang cukup tepat untuk menggambarkan organisasi mahasiswa daerah. Memang tidak semua memiliki pandangan yang seperti ini. Lalu apa sebenarnya yang disebut sebagai organisasi mahasiswa daerah. Organisasi mahasiswa daerah adalah sebuah organisasi yang beranggotakan sekumpulan mahasiswa yang berasal dari daerah yang sama. Namun, di era modern saat ini organisasi mahasiswa daerah (orda) dipandang sebelah mata karena dianggap kurang menunjang masa depan dibandingkan dengan organisasi intrakampus.hal tersebut diperparah dengan munculnya paradigma bahwa orda hanya berfungsi sebagai wadah kumpul bareng dari mahasiswa perantau tanpa arah dan tujuan, kurangnya anggota yang kurang terikat dan rawan untuk dipolitisasi.




            Walaupun begitu eksistensinya ataupun keberadaannya masih ada, terbukti dengan mudahnya ditemukan diberbagai kampus. Berkaitan dengan fungsi orda banyak point point yang dihilangkan di dalam pemikiran mayoritas. Beberapa point yang mungkin sudah diketahui orda atau organisasi mahasiswa daerah adalah sebagai wadah pemersatu mahasiswa perantau. Organisasi mahasiswa daerah diharapkan menjadi saran kontribusi para mahasiswa rantau untuk daerahnya, tentu dengan fokus pada pembangunan daerah. Selanjutnya, dengan adanya orda ini bisa menjaga nilai-nilai budaya daerah agar tidak luntur di tengah arus modernisasi dan heterogenitas budaya yang ada dikampus. Lebih dari itu, ada sebuah peran yang diambil dalam menjaga semangat dan cita-cita untuk kembali membangun daerah setelah selesai studi di perguruan tinggi.

            “Woy”

Aku terkejut dan melempar buku dan alat tulisku. Teman satu kelasku mengejutkan dengan menepuk dan mendorong pundaku.

“Allahuakbar, tak kira siapa,” sembari mengambil buku catatan dan pulpenku

“Ahahaha, lagi ngapain nih?” tanyanya

“ini lagi menuliskan kegelisahan dan kegemaranaku terhadap opini mengenai organisasi mahasiswa daerah” jawabku

“memangnya opininya apa?” Tanya dia kembali.

“ Jadi opini saat ini organisasi mahasiswa daerah dipandang sebelah mata, padahal ini salah satu cara buat mempertahankan budaya. Kamu tau kan caranya menghancurkan pemuda?” tanyaku

“ Ya tau, salah satunya putuskan sejarah dari pemuda.” Sembari tersenyum.

Dari jawabanku sendiri aku jadi teringat ketika tadi di Lobi, ada seseorang yang menanyakan asalku, dan ternyata dia juga sedaerah denganku. Tanpa sadar dia terpancing untuk menggunakan Bahasa daerah karena aku juga menggunakan Bahasa daerah.

“ Sudah lama tidak ngomong pakai Bahasa daerah seperti ini.” Spontan aku langsung bertanya. “Gimana mas rasanya? Luar biasa.?” Sembari tertawa dan akhirnya berkenalan. Terlihat dari wajahnya yang memperlihatkan dia sampai lupa terahir kali pakai Bahasa daerah dan ketika menggunakan kembali terasa begitu nyaman layaknya dirumah sendiri.

“Malah ngelamun lagi” Tanya temanku

“ ayo, pulang udah sore, aku mau nantang kamu main remi. Yang kalah traktir kopi, oke?”

“ I’m Not Afraid.” Jawabku. Lalu pulang berjalan bersama sembari bercanda tidak jelas.


Komentar